Pemprov NTB Dijadikan Pusat Belajar Harmonisasi 10 Negara ASEAN

Mataram, Talikanews.com – Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat dikenal kental akan harmonisasi kebersamaan antar agama, suku dan adat-istiadat. Hal itu membuat 30 Pemuda dari 10 negara di ASEAN, termasuk Indonesia datang khusus ke pulau seribu masjid ini untuk melihat dan belajar berbagai hal. Salah satunya, terkait dengan harmonisasi kehidupan masyarakat meskipun berbeda agama, suku, rasa dan golongan.

Untuk diketahui, para pemuda tersebut sedang mengikuti ASEAN Youth Interfaith Camp 2019, yang berlangsung di Jakarta. Selain Jakarta, mereka juga memilih NTB sebagai salah satu lokasi untuk melakukan studi banding terkait keberagaman. Kegiatan itu berlangsung tanggal 7 hingga 11 Juli 2019 dengan tema “Culture of Prevention For Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy, and Harmonious Society”.

Asisten bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Ir. Ridwansyah, menyampaikan, kedatangan mereka, sebagian besarnya para pelajar dan mahasiswa ini, memilih NTB karena terkesan dengan kehidupan masyarakat yang harmonis, saling membantu serta saling menghormati meskipun memiliki latar belakang suku, agama, budaya dan golongan yang berbeda.

Dihadapan puluhan pemuda itu, Ridwansyah menyampaikan, atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTB mengucapkan rasa terima kasih karena telah memilih NTB sebagai lokasi event tersebut.

Ia menjelaskan NTB bisa diibaratkan sebagai “Indonesia Mini”. Sebab di NTB ini katanya, tinggal masyarakat yang berasal dari berbagai suku, agama dan golongan dan budaya yang berbeda-beda.

“Kebaragaman ini adalah potensi untuk pembangunan di daerah untuk Indonesia. Kami jadikan keberagaman ini sebagai kekuatan serta mengedepankan toleransi,” ungkapnya Selasa (9/7).

Dia juga memaparkan bahwa Lombok juga dikenal sebagai pulau 1000 masjid dan masyarakatnya sangat religius. Juga, NTB sukses sebagai destinasi wisata dunia dengan mengembangkan friendly moslem tourism atau wisata halal.

“Kuncinya menjaga harmoni, mengembangkan kearifan lokal (local wisdom). Tapi tetap bisa menerima hal-hal baru dari luar sebagai konsekwensi kehidupan global khusunya sektor pariwisata,” cetusnya seraya menjelaskan beberapa program untuk mengelola kebergaman dan local wisdom yang telah dikembangkan di NTB, seperti Sekolah Perjumpaan, Kampung Madani dan Bale Mediasi.

Mantan kepaIa Bappeda NTB mengajak para pemuda dari 10 negara itu, selain belajar soal ke-NTB-an juga berharap ada sharing pengalaman dan masukan dari pemuda itu untuk NTB. Selama di Lombok, para delegasi itu akan mengunjungi beberapa lokasi. Antara lain, Islamic Center, Desa Lingsar serta ingin melihat dari dekat penanganan pasca bencana gempa.

Salah seorang peserta yakni Xyza Vasily Guenyawan Dela Pena asal Philipines mengaku terkesan dengan NTB, tidak hanya terkenal dengan keindahan alam atau destinasi wisatanya. Namun juga menjadi tempat untuk belajar bagaimana hidup harmonis dengan seluruh masyarakat yang berbeda keyakinan.

“NTB adalah daerah yang pariwisatanya sangat bagus. Tidak hanya bagus dikunjungi namun juha menjadi tempat untuk meningkatkan pemahaman keagamaan yang dimiliki,” tutupnya. (TN-04)

Related Articles

Back to top button