BMKG FGD Penerapan Prakiraan Berbasis Dampak

Foto: Sosialisasi Penerapan Impact Based Forecast di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Bima, Talikanews.com – Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, menggelar Focus Group Discussion (FGD), sekaligus sosialisasi Penerapan Impact Based Forecast (prakiraan cuaca berbasis dampak), bersama dengan stakeholder, Jumat (05/10) kemarin.

Yuli Kartikaningsih M Si, sebagai narasumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, mengungkapkan banyaknya jenis bencana yang terjadi di Indonesia menjadikan Indonesia mendapat julukan supermarket bencana.

Untuk itu, Yuli memaparkan, pertemuan ini ditujukan untuk menyamakan persepsi dengan para stakeholder terkait informasi prakiraan cuaca. Sekitar 70 persen bencana yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh gejala “hidrometeorologi” atau yang berhubungan dengan air.

”Dampaknya menunjukkan peningkatan aspek korban jiwa dan kerugian material yang juga berdampak pada perlambatan ekonomi,” ungkapnya.

Karena itu, lanjut Yuli, seiring perkembangan teknologi, BMKG dituntut untuk memberikan informasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan beragam pengguna.

Lebih jauh, ia memaparkan, prakiraan berbasis dampak dibutuhkan mengingat secara alamiah dari keberagaman kebutuhan pengguna, dimana pengguna membutuhkan informasi lebih lanjut tentang dampak yang ditimbulkan dari suatu fenomena hidrometeorologi.

”informasi cuaca hanya sebagai salah satu masukan dalam proses pengambilan keputusan. Agar informasi cuaca menjadi sebuah informasi kunci,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Satria Topan Permadi S Si, memaparkan bahwa BMKG berupaya memberikan informasi cuaca sebaik mungkin supaya bermanfaat.

“Para pemangku kepentingan diharapkan belajar dari pengalaman menghadapi bencana banjir bandang yang terjadi pada tahun 2016 lalu,” ungkapnya.

Lanjutnya, sosialisasi ditujukan agar mudah-mudahan bisa membangun sistem yang lebih kuat dalam menghadapi bencana atau mengurangi dampak bencana.

Diketahui, acara ini dihadiri oleh 23 peserta yang berasal dari BPBD, Diskominfostik, Orari, MDMC, media massa dan beberapa instansi mitra BMKG. (TN-05)

Related Articles

Back to top button