Diduga Pukul Siswa, Guru SMAN 2 Woja Terancam Dipolisikan

Foto :Ilustrasi kekerasan anak di sekolah

Dompu, Talikanews.com – Salah seorang oknum guru SMAN 2 Woja Dompu, berinisial YN, terancam dipolisikan lantaran diduga telah memukulan salah seorang siswanya yang bernama Rafni Mawaedah Kelas XI IPA 4, Sabtu (29/9) kemarin. Parahnya, lagi ini terjadi di depan siswa dan siswi lainnya.

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, kejadian ini terjadi pagi hari sebelum apel pagi. Diduga kuat YN (oknum guru,red) ini terbawa emosi, lantaran korban tidak hadir dalam acara Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) di Gedung Pemua/Dompu pada Jumat (28/9) malam. Korban diduga ditampar keras di bagian kepala hingga kesakitan seperti merasakan benturan benda keras. Akibatnya, korban pun menangis dan malu.

Rafni mengakui dirinya memang mendapatkan tugas untuk hadir di acara tersebut.

“Saya memang ditunjuk oleh guru untuk perwakilan sekolah pada acara festival malam sabtu di Gedung Pemuda tersebut,” ungkapnya.

Ketidakhadirannya tersebut tidak ada unsur kesengajaan. Namun saat itu kata Rafni, dirinya tidak punya kendaraan, lantaran jarak rumah dan tempat kegiatannya sangat jauh.

“Karena ketidakhadirian itu Sabtu pagi, saya dipanggil oleh pak YN (Inisial pelaku, red) di lapangan dan tanpa ditanya langsung menamparnya,” tuturnya.

Setelah ditampar, lanjut Rafni, dirinya saat itu juga langsung meminta maaf kepada guru bersangkutan. Namun YN, tidak menghiraukan seolah tidak mau menerima maaf.

“Saya meminta maaf berkali-kali, tapi YN mencuekinnya, hingga saya merasa malu dan langsung menangis,” bebernya.

Sementara itu, orang tua korban, Agus Marsudin mengaku kecewa atas sikap oknum guru tersebut. Sebab kata Dia, peristiwa yang menimpa anaknya yang seharusnya Guru tersebut tidak boleh memperlakukan siswi dengan tindakan kekerasan.

”Apalagi tindakan itu dilakukan dihadapan siswi dan siswa lainya. Kejadian ini berdampak buruk buat anak saya (Korban, red),” ucapnya.

Dirinya bersama keluarga besar, tidak terima perilaku oknum guru tersebut.

”Kami tidak terima perilaku (penamparan,Red) YN terhadap anak saya. Kalau pun ingin menegur harusnya guru memanggil anak saya di dalam ruangan guru atau ruangan kelasnya, untuk dididik layaknya seorang pendidik pada umumnya bukan main tampar saja,” kesalnya.

Dengan adanya peristiwa itu, Agus berharap pada Pemerintah Dinas Dikpora, baik Propinsi maupun Daerah, agar segera memproses oknum guru tersebut.

Bahkan terkait kasus ini, dirinya akan melaporkan kepada pihak-pihak terkait termasuk kerana hukum.

“Masalah in tidak boleh dibiarkan. Saya akan melaporkan persoalan ini ke Polisi dan ke Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A),” ancamnya.

Hingga berita ini dipublis, pihak Sekolah baik Kepala Sekolah maupun oknum guru yang bersangkutan, belum dapat dikonfirmasi. (TN-05)

Related Articles

Back to top button