Pengurus DPD Demokrat NTB Berguguran Ke PAN
Mataram, Talikanews.com – Beberapa minggu terakhir, santer di dengar kader Demokrat NTB eksodus bahkan mencalonkan diri sebagai calon legislatif melalui partai Nasdem. Namun kali ini, Tujuh pengurus DPD Partai berlambang Mercy itu berguguran ke Partai Amanat Nasional beralasan sudah tidak nyaman di partai pecutan mantan presiden itu.
Perpindahan itu terbukti tiga orang dari tujuh itu yakni, Hadi Muckhlis sebagai ketua Komisi Pengawasan Daerah Partai Demokrat NTB, Lalu Martayadi, ketua bidang advokasi dan hukum Partai Demokrat NTB dan Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat NTB, Muhammad Saleh Hambali datangi kantor DPW PAN NTB mewakili rekannya menyatakan sikap bergabung.
Adapun Empat diantaranya, Hamzan Wahyudi sebagai wakil ketua komisi pengawasan Partai Demokrat NTB, Lalu Fahrizaharta sebagai sekretaris komisi pengawasan partai Demokrat NTB, Djuliansyah Ramadhan sebagai anggota komisi pengawasan partai Demokrat NTB dan Muhammad Aroman sebagai anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
“Empat dari komisi pengawasan, satu bidang advokasi dan dua anggota dewan kehormatan sudah nyatakan diri bergabung di PAN,” ungkap Hadi Muchlis menggelar Jumpa Pers kemarin di Mataram.
Dia menjelaskan alasan berlabuhnya ke PAN. Setelah melihat atau menganalisa sejumlah partai di NTB. Bagi mereka PAN partai yang pas, nyaman, rasa kebersamaan lebih kental dan juga tidak kalah penting PAN diyakini mereka wadah untuk bagaimana bisa berbuat ke masyarakat secara langsung. Hadi memberi contoh dewan RI dapil NTB yang terlihat sering menyapa masyarakat dan berbuat ialah PAN.
“Maka kami pilih bergabung dengan PAN. PAN bekerja nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Hadi enggan menyebutkan sejak kapan gerbongnya merasa tidak nyaman di Demokrat dan kepada siapa saja mereka tidak nyaman. Namun Hadi menyampaikan ketidaknyaman mereka kepada Demokrat secara kelembagaan.
“Jadi bukan tidak nyaman di DPD (NTB) tetapi secara kelembagaan,” jelasnya.
Disinggung apakah mereka juga merasa tidak nyaman dengan TGB yang juga sebagai petinggi Demokrat, mereka berkelit dan menegaskan rasa tidak nyaman ditujukan ke partai Demokrat.
Secara pribadipun mereka tidak berpamitan kepada TGB mengingat sikapnya merupakan hak bebas setiap orang yang tidak perlu mendapatkan persetujuan apalagi sampai harus membutuhkan pamit. Mereka juga menegaskan arahan pindah dari Demokrat bukan karena arahan TGB.
“Saya tidak pamit di TGB, komunikasi pribadi juga belum. Yang jelas, rasa tidak nyaman ini bukan sifatnya ke pribadi orang lain, kalau ke pribadi bisa kami selesaikan secara pribadi tapi lagi lagi saya katakan atas nama partai Demokrat,” tambahnya.
Pengakuan mundur dari Demokrat terhitung kemarin mengingat mereka memastikan akan langsung menyerahkan surat pengunduran secara tertulis kepada pengurus DPD Demokrat NTB.
“Nanti sore atau malam kami antarkan surat pengunduran,” imbuhnya.
Disinggung jabatan atau posisi yang akan diminita di PAN, mereka mengaku tidak mementingkan jabatan apalagi sampai ada niat mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif. Apalagi kata dia mengundurkan diri setelah dilakukan pendaftaran di KPU.
Ditempat yang sama ketua bidang advokasi Partai Demokat NTB, Lalu Martayadi secara pribadi telah lama mengenal ketua DPW PAN, Muazzim Akbar bahkan sebelum Muazzum ada di PAN. Bahkan ia mengaku pernah ditawarkan juga masuk di PAN. Sehingga setelah timbang menimbang PAN partai yang tepat untuk bergabung.
“Rasa familiar dan keterbukaan di PAN,” tutur advokat itu.
Soal masa diakuinya tentu ada apalagi mereka yang sudah lama bergabung di dunia advokat punya sahabat karib keluarga. Yang jelas ia siap berjuang bersama PAN di 2019.
“Kita antar ketua DPW, Muazzim ke Senayan,” janjinya
Sementara itu Ketua DPW PAN NTB, Muazzin Akbar mengucapkan selamat bergabung. Pindahnya seseorang ke partai lain kata Muazzim hal biasa terjadi di setiap partai bahkan kader Demokrat lainnya juga ada yang pindah ke selain PAN. Muazzim meyakini mereka pindah bukan sebab rasa kecewa namun kemungkinan secara pribadi PAN dilihatnya partai yang tepat menurut mereka. Soal Jabatan tentu akan disiapkan DPW mengingat pengurus PAN salah satu partai yang gemuk pengurusnya. Bahkan wakil ketua bisa mencapai 30 orang.
Tapi seperti yang kita dengar tadi bukan semata mata minta jabatan atau posisi. Itu hak setiap orang untuk pindah karena bergelut didunia politik ini tujuannya sama mensejahterakan rakyat, Jadi mereka memilih sejahterkan rakyat lewat PAN,” ujar Muazzim yang langsung menyambut mereka di kantor DPW PAN.
“Kami PAN menerima dan sangat berterimakasih untuk bersama-sama bangun partai dan daerah,” pungkasnya.
Disatu sisi Ketua DPD Demokrat NTB, TGH Mahally Fikri dikonfirmasi enggan menanggapi panjang.
“Silahkan tanya sama mereka aja,” tutupnya. (TN-04)