NTB Sumbang Sapi ke Luar Daerah

Mataram, Talikanews.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, masih mengirim sapi potong jantan ke beberapa daerah se indonesia. Kurun waktu setahun, sebanyak 40 ribu ekor dari sebanyak 140 ribu sapi potong jantan dewasa yang dimiliki dikirim ke Provinsi lain.

“Dari 140 ribu ekor itu, data pemotongan sebanyak 70 ribu, dikirim keluar daerah 40 ribu ekor dan yang di simpan sebanyak 40 ribu ekor, ” ungkapnya kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Drh H Aminurahman, Rabu (4/4).

Dia menjelaskan, populasi sapi NTB sebanyak 1.150. 000 ekor, untuk Kerbau 120 ribu ekor. Sedangkan Kambing sebanyak 700 ribu ekor, kalau jenis unggas seperti Ayam bertelur sebanyak 8 juta, Ayam potong 35 juta.

“Yang jelas, Sapi NTB masih jadi incaran daerah luar, banyak yang beli sapi NTB karena, bibit dari NTB, tidak ada masalah. Terlebih, NTB ditetapkan sebagai daerah pembibitan Sapi secara nasional, ” kata dia.

Aminurahman menjelaskan, karena NTB ditetapkan sebagai daerah pembibitan Sapi secara nasional. Sehingga, Dinas terus berusaha dalam rangka mendukung komitmen pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan daging nasional tersebut.

Dengan demikian, Pemerintah Provinsi NTB telah mencanangkan program terobosan Bumi Sejuta Sapi (BSS), yang di implementasikan melalui prinsip program intensifikasi sapi potong dan kampung unggas terpadu, dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.

Untuk memuluskan program itu, NTB telah menyediakan potensi lahan dan pakan ternak seluas 1.690.156 hektare dan daya tampung ternak mencapai 1.370.258 animal unit.

“Sejarah dan kultur budaya masyarakat NTB yang memiliki peradaban beternak cukup tinggi yang mendukung pengembangan ternak Sapi,” ujarnya.

Dia menambahkan, dukungan itu terbukti dari kontribusi usaha ternak Sapi di NTB terhadap pengembangan sapi dan kebutuhan daging dalam daerah dan nasional sangat signifikan. Dimana, setiap tahunnya NTB mengirimkan sapi potong rata-rata 16.500 ekor, sapi bibit 12.000 ekor dengan tujuan berbagai provinsi di Indonesia.

Disinggung soal tingkat konsumsi masyarakat NTB terhadap produk peternakan terutama yang berasal dari daging dan telur ? Aminurahman memaparkan bahwa, trendnya meningkat dari 2,9 kg/kapita /tahun pada tahun 2016 untuk daging sapi dan kerbau, menjadi 2,93 kg/kapita/tahun untuk 2017.

Begitu halnya dengan konsumsi daging unggas seperti Ayam ras, dan itik. Dimana, mengalami peningkatan sebesar 57,41 persen dari 4,65 kg/kapita/tahun menjadi 8,01 kg/kapita/tahun.

“Untuk konsumsi telur sendiri dari 6,6 kg/kapita/tahun khusus telur ayam ras dan 1,24 kg/kapita/tahun untuk telur ayam buras, serta 0,20 kg/kapita/tahun telur itik.

Aminurahman mengaku, meningkatnya konsumsi masyarakat diakibatkan daya beli dan pendapatan terutama masyarakat pedesaan semakin baik. Hal itu terlihat dari, tingkat kesejahteraan masyarakat peternak di NTB tercermin pada indeks nilai tukar petani subsektor peternakan, yang secara rutin disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yakni, 117,98 poin tahun 2016, naik menjadi 120,60 poin tahun 2017 dan reles terakhir bulan Januari-Maret 2018 diangka 121,10 poin dengan nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 3,01 Triliun.

Lebih jauh Aminurahman memaparkan, peningkatan populasi dan produksi di NTB didukung oleh pelaksanaan dan inseminasi buatan, kawin alam, integrasi pengembangan ternak sapi dan jagung dan berbagai model pengembangan usaha lainnya berbasis kawasan.

Bagaimana dengan pengawasan pemotongan ternak ruminansia besar betina produktif yang kerap disalah artikan oleh masyarakat? Dia menegaskan, pemerintah NTB telah melakukan kerjasama dengan stakeholder, mengusung peraturan daerah nomor 1 Tahun 2015 tentang pengendalian pemotongan ternak ruminansia besar betina produktif.

“Kita lakukan pengawasan di hulu, cek poin sampai hilir pada RPH, “tutupnya. (TN-04)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button